Selama ini UMKM belum bisa bergerak bebas dalam dunia usaha karena keterbatasan jaringan supplier hingga pemasaran. Namun hal ini tidak akan berlangsung lama, Kadin Indonesia telah bekerjasama dengan World Logistic Council (WLC) dalam mengembangkan platform ekonomi digital inovatif, yang telah bermitra dengan mitra dagang global.
Kemitraan ini memiliki banyak manfaat dalam pengembangan usaha UMKM. Mulai dari permasalahan dalam hal modal, keterbatasan bahan baku, pemasaran, bahkan juga peningkatan nilai jual produk akan bisa terpecahkan. Dengan program seperti ini tentunya UMKM bisa ikut berperan aktif dalam perkembangan ekonomi secara nasional, bahkan global.
Apa saja Sistem Ekonomi Digital Inovatif dalam Jaringan Supply Chain Tersebut?
1. Digitalisasi Semua Lini dalam Supply Chain
Pertama hal yang harus dilakukan adalah dengan mendigitalisasi semua komponen usaha mulai dari hulu hingga hilir. Data-data digital tersebut dimulai dari para produsen tingkat pertama, seperti petani, peternak, nelayan, dan semua pihak di bagian hulu.
Digitalisasi juga harus juga dilakukan terhadap produsen tingkat selanjutnya. Produsen tingkat kedua dan seterusnya ini merupakan pihak-pihak yang meningkatkan nilai jual suatu produk hingga menjadi produk setengah jadi, dan juga produk jadi yang siap dipasarkan kepada masyarakat.
Digitalisasi ini akan membentuk sebuah data yang bisa digunakan oleh semua pemangku usaha. Sehingga akan meminimalisir biaya hingga 40 persen. Karena pihak-pihak yang berkepentingan dalam supply chain bisa mengakses dengan mudah semua data tersebut.
Sistem digitalisasi ini akan memberdayakan berbagai sistem digital seperti e-commerce, e-logistics, e-finance, dan juga e-insurance. Dimana akan membuka perdagangan baru, dan juga lapangan baru hingga 11 juta.
2. Integrasi Semua Jenis Usaha Mulai dari Kecil, Menengah, hingga Besar
Sistem ekonomi digital inovatif ini oleh Kadin ini disusun dalam program BTL, atau Benchmark Trade Lane. Sebuah program yang akan mengintegrasikan semua komponen usaha di Indonesia, mulai dari UMKM hingga perusahaan besar.
Adanya integrasi ini setiap pelaku usaha bisa melakukan business to business (B2B) dengan pelaku usaha lain. UMKM dengan UMKM, UMKM dengan perusahaan besar, dan juga perusahaan besar dengan perusahaan besar lainnya. Integrasi yang menyeluruh seperti ini akan meningkatkan perekonomian di Indonesia menjadi lebih produktif.
Integrasi yang terbentuk juga tidak hanya dengan pelaku bisnis saja. Lembaga keuangan yang sangat sangat penting dalam permodalan juga akan memberikan kepercayaan yang sangat besar. Pelaku usaha kecil tidak akan lagi merasa kesulitan untuk mendapatkan permodalan. Sehingga bisa mengembangkan usahanya lebih mudah, dengan potensi keuntungan lebih besar.
3. Mengembangkan Sistem Blockchain Global
Sistem supply chain berkat adanya digitalisasi dan pengembangan integrasi semua komponen di dalam negeri akan membentuk sistem perekonomian yang sangat positif. Kadin yang telah bekerjasama dengan WLC terus memperbaikinya dengan membentuk sebuah sistem blockchain secara global.
Adanya sistem blockchain ini berarti bahwa, semua pelaku usaha bisa mengembangkan usahanya jauh lebih luas lagi hingga ke seluruh dunia. Sistem ini akan memberikan akses yang mudah kepada UMKM untuk mendapatkan konsumen langsung dari luar negeri.
Semua bentuk kegiatan yang dilakukan juga akan berjalan dengan sangat efektif dan efisien. Dimana sudah ada informasi yang akurat dalam data digital yang telah disediakan. Sinergitas dalam hal pengiriman produk juga sangat murah, sehingga biaya ekspor bisa ditekan seminimal mungkin.
Sistem usaha yang terintegrasi dan mampu memberikan efisiensi inilah yang akan membuat UMKM bisa bersaing. Tidak hanya dalam kompetisi lokal saja, bahkan bisa menjadi aktor utama dalam perekonomian global. Inilah sistem yang telah mulai dikerjakan bersama dengan Kadin Indonesia untuk memperkokoh perekonomian Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar